Senin, 20 Februari 2012

biologi kelas XI semester 2 sistem pencernaan

A. Organ-Organ Pencernaan
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan
organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara
proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan
sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-
bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam
tubuh.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan
menjadi dua macam seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu
lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh
enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-
molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada
di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil
pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal
berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna
untuk tubuh melalui anus.
Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan
serangkaian alat-alat pencernaan sebagai berikut.
1. Mulut
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut.
Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam
mulut seperti Gambar 6.1, terdapat beberapa alat yang berperan
dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah
(glandula salivales).
a. Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan
mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu
enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan
lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan per-
kembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari
gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi
dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu
(dens lakteus). Pada anak berusia 6
tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.
1) Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi
memotong makanan.
2) Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi
merobek makanan.
3) Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah,
berfungsi mengunyah makanan.
Struktur luar gigi terdiri
atas bagian-bagian berikut.
1) Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak
dari luar.
2) Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam
di dalam rahang.
3) Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung
oleh gusi.
Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagian-
bagiannya sebagai berikut.
1) Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar
gigi. Email merupakan struktur terkeras dari tubuh,
mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.
2) Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email,
tersusun atas zat dentin.
3) Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling
dalam. Di pulpa terdapat kapiler, arteri, vena, dan saraf.
4) Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk
ke rahang.
b. Lidah
Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk mem-
bantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan
makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah
saat makanan dikunyah serta sebagai alat perasa makanan.
Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena
mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah
tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan
lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir
(mukosa).
c. Kelenjar ludah
Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut,
yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula
sublingualis atau glandula submandibularis. Amati gambar 6.4
agar Anda mengenali letak ketiga kelenjar ludah tersebut.
Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat
makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah
makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah ber-
peran secara kimiawi dalam proses membasahi dan mem-
buat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah
terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini meng-
uraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana
(glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkan
dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur
disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan
selanjutnya.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang
tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi
kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung.
Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan
yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding
kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin.
Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui
kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut
ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak
peristaltik pada otot dinding kerongkongan.
Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot
secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara me-
manjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan
menuju lambung
Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas)
terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan,
epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk
ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk
ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju
kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir
di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup
saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah
tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk
trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.
3. Lambung
Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk
seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan. Dengan
mengamati Gambar 6.5, Anda dapat mengetahui bahwa lambung
terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
a. Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang ber-
batasan dengan esofagus.
b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan
atau tengah lambung.
c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan
usus halus.
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan ter-
dapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila
ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot
yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat ber-
kontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otot-
otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan
mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme).
Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh
getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak
pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam
dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi melindungi
dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi
bila cidera. Getah lambung ini dapat dihasilkan akibat rangsangan
bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung mengandung
bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas
air. Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan
enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase.
Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut.
a. Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah
lambung, misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim
ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi proteosa dan
pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil.
b. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
c. Mengubah kelarutan garam mineral.
d. Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat
membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung bersama
bolus.
e. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung
dan usus dua belas jari.
f. Merangsang sekresi getah usus.
Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan
kasein atau protein susu dari air susu. Lambung dalam suasana
asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekul-
molekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu
sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot ini
berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit
demi sedikit.
4. Usus halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang
panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyak
lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi
memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap
proses penyerapan makanan. Lakukan eksperimen berikut untuk
mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
b. jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,
c. ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul-
molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan lambung,
molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung,
molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain.
Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih
sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu
molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam
amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekul
gliserol dan asam lemak.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak
bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk
membantu proses pencernaan kimiawi ini.
Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam
dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan.
Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah
pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan
empedu, getah pankreas, dan getah usus.
a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa
air, dan tidak mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung
mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan
makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan
berikut.
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan
duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang
mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu
juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak
dan air (mengemulsikan lemak).
Cairan ini dihasilkan oleh hati. Perhatikan Gambar 6.9.
Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh
yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati
berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan
zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari
darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi
membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat,
pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke
peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan
masuk ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu
berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum
lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu
terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi
menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan
aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak
peristaltik usus.
b. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas.
Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang
menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan
dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon
insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau-
pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini
berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan
mencegah diabetes melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui
saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam pankreas
terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan pro-
tein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati.
c. Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang
mampu menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung
enzim-enzim seperti berikut.
1) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pe-
mecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2) Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses
pemecahan maltosa menjadi dua molekul glukosa.
3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses
pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat
proses pemecahan peptida menjadi asam amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol
hasil pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi atau
diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian
jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga
diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan
vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh
jonjot usus.
Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan
sifat kimia tiap-tiap mineral dan perbedaan struktur bagian-
bagian usus. Sepanjang usus halus sangat efisien dalam
penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl
–, HCO3
–, dan ion-ion
bivalen. Ion K+
penyerapannya terbatas di jejunum.
Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi
(jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah,
pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan
glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui
sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak
bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk
emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke
dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan,
kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk
lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi,
yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedang-
kan garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati dan
dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat
diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar
(kolon).
5. Usus besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri
atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens.
Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum
crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu).
Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut
appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah
putih yang berperan dalam imunitas.
Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke
bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa
ini masih mengandung banyak air dan garam mineral
yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral
kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu
kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar
selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses
pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu
bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk
vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan
peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit
ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan
akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian
rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik.
Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot
sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi.
Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai
dengan sempurna.
     
Kelenjar Pencernaan
http://e-dukasi.net/images/blank.gif

Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim. Enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Macam kelenjar pencernaan pada manusia diantaranya : 
  • kelenjar ludah (parotis),
  • kelenjar lambung,
  • kelenjar pankreas dan hati.
1. Kelenjar ludah (parotis)
ludah
Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan dan kiri serta di bawah telinga sebelah kanan dan kiri faring. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah (saliva). Saliva keluar dipengaruhi oleh kondisi psikhis yang membayangkan makanan tertentu serta refleks karena adanya makanan yang masuk ke dalam mulut. Saliva mengandung enzim ptialin atau amilase ludah.
2. Kelenjar lambung
Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsinenzim renin dan asam khlorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan oleh asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh refleks jika ada makanan yang masuk ke dalam lambung, serta dipengaruhi olehhormon gastrin yang dikeluarkan oleh dinding lambung. Produksi asam lambung yang berlebih dapat membuat radang pada dinding lambung.
3. Kantong empedu
empedu
Kantong empedu menempel di hati, sebagai tempat menampung cairan empedu. Empedu dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang tua atau rusak oleh hati. Cairan empedu dialirkan ke dalam duodenum. Pengeluaran cairan empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin. Hormon ini dihasilkan oleh duodenum.
4. Kelenjar pankreas
Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaitu:enzim amilase, enzim tripsinogen, enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormon sekretin dihasilkan oleh duodenumpada saat makanan masuk duodenum (usus dua belas jari).
5. Kelenjar di usus halus
Kelenjar pada usus halus menghasilkan enzim enterokinase, enzim erepsin (peptidase), enzim maltase, enzim sukrase, enzim laktase dan enzim nuklease serta lipase. Pengeluaran enzim-enzim ini dipengaruhi oleh hormon enterokrinin yang dihasilkan oleh duodenum.

contoh narrative

Fairy Tales - Little Ida’s Flowers



My poor flowers are quite dead,” said little Ida, “they were so pretty yesterday evening, and now all the leaves are hanging down quite withered. What do they do that for,” she asked, of the student who sat on the sofa; she liked him very much, he could tell the most amusing stories, and cut out the prettiest pictures; hearts, and ladies dancing, castles with doors that opened, as well as flowers; he was a delightful student. “Why do the flowers look so faded to-day?” she asked again, and pointed to her nosegay, which was quite withered.
“Don’t you know what is the matter with them?” said the student. “The flowers were at a ball last night, and therefore, it is no wonder they hang their heads.”
“But flowers cannot dance?” cried little Ida.
“Yes indeed, they can,” replied the student. “When it grows dark, and everybody is asleep, they jump about quite merrily. They have a ball almost every night.”
“Can children go to these balls?”
“Yes,” said the student, “little daisies and lilies of the valley.”
“Where do the beautiful flowers dance?” asked little Ida.
“Have you not often seen the large castle outside the gates of the town, where the king lives in summer, and where the beautiful garden is full of flowers? And have you not fed the swans with bread when they swam towards you? Well, the flowers have capital balls there, believe me.”
“I was in the garden out there yesterday with my mother,” said Ida, “but all the leaves were off the trees, and there was not a single flower left. Where are they? I used to see so many in the summer.”
“They are in the castle,” replied the student. “You must know that as soon as the king and all the court are gone into the town, the flowers run out of the garden into the castle, and you should see how merry they are. The two most beautiful roses seat themselves on the throne, and are called the king and queen, then all the red cockscombs range themselves on each side, and bow, these are the lords-in-waiting. After that the pretty flowers come in, and there is a grand ball. The blue violets represent little naval cadets, and dance with hyacinths and crocuses which they call young ladies. The tulips and tiger-lilies are the old ladies who sit and watch the dancing, so that everything may be conducted with order and propriety.”
“But,” said little Ida, “is there no one there to hurt the flowers for dancing in the king’s castle?”
“No one knows anything about it,” said the student. “The old steward of the castle, who has to watch there at night, sometimes comes in; but he carries a great bunch of keys, and as soon as the flowers hear the keys rattle, they run and hide themselves behind the long curtains, and stand quite still, just peeping their heads out. Then the old steward says, ‘I smell flowers here,’ but he cannot see them.”
“Oh how capital,” said little Ida, clapping her hands. “Should I be able to see these flowers?”
“Yes,” said the student, “mind you think of it the next time you go out, no doubt you will see them, if you peep through the window. I did so to-day, and I saw a long yellow lily lying stretched out on the sofa. She was a court lady.”
“Can the flowers from the Botanical Gardens go to these balls?” asked Ida. “It is such a distance!”
“Oh yes,” said the student “whenever they like, for they can fly. Have you not seen those beautiful red, white. and yellow butterflies, that look like flowers? They were flowers once. They have flown off their stalks into the air, and flap their leaves as if they were little wings to make them fly. Then, if they behave well, they obtain permission to fly about during the day, instead of being obliged to sit still on their stems at home, and so in time their leaves become real wings. It may be, however, that the flowers in the Botanical Gardens have never been to the king’s palace, and, therefore, they know nothing of the merry doings at night, which take place there. I will tell you what to do, and the botanical professor, who lives close by here, will be so surprised. You know him very well, do you not? Well, next time you go into his garden, you must tell one of the flowers that there is going to be a grand ball at the castle, then that flower will tell all the others, and they will fly away to the castle as soon as possible. And when the professor walks into his garden, there will not be a single flower left. How he will wonder what has become of them!”
“But how can one flower tell another? Flowers cannot speak?”
“No, certainly not,” replied the student; “but they can make signs. Have you not often seen that when the wind blows they nod at one another, and rustle all their green leaves?”
“Can the professor understand the signs?” asked Ida.
“Yes, to be sure he can. He went one morning into his garden, and saw a stinging nettle making signs with its leaves to a beautiful red carnation. It was saying, ‘You are so pretty, I like you very much.’ But the professor did not approve of such nonsense, so he clapped his hands on the nettle to stop it. Then the leaves, which are its fingers, stung him so sharply that he has never ventured to touch a nettle since.”
“Oh how funny!” said Ida, and she laughed.
“How can anyone put such notions into a child’s head?” said a tiresome lawyer, who had come to pay a visit, and sat on the sofa. He did not like the student, and would grumble when he saw him cutting out droll or amusing pictures. Sometimes it would be a man hanging on a gibbet and holding a heart in his hand as if he had been stealing hearts. Sometimes it was an old witch riding through the air on a broom and carrying her husband on her nose. But the lawyer did not like such jokes, and he would say as he had just said, “How can anyone put such nonsense into a child’s head! what absurd fancies there are!”
But to little Ida, all these stories which the student told her about the flowers, seemed very droll, and she thought over them a great deal. The flowers did hang their heads, because they had been dancing all night, and were very tired, and most likely they were ill. Then she took them into the room where a number of toys lay on a pretty little table, and the whole of the table drawer besides was full of beautiful things. Her doll Sophy lay in the doll’s bed asleep, and little Ida said to her, “You must really get up Sophy, and be content to lie in the drawer to-night; the poor flowers are ill, and they must lie in your bed, then perhaps they will get well again.” So she took the doll out, who looked quite cross, and said not a single word, for she was angry at being turned out of her bed. Ida placed the flowers in the doll’s bed, and drew the quilt over them. Then she told them to lie quite still and be good, while she made some tea for them, so that they might be quite well and able to get up the next morning. And she drew the curtains close round the little bed, so that the sun might not shine in their eyes. During the whole evening she could not help thinking of what the student had told her. And before she went to bed herself, she was obliged to peep behind the curtains into the garden where all her mother’s beautiful flowers grew, hyacinths and tulips, and many others. Then she whispered to them quite softly, “I know you are going to a ball to-night.” But the flowers appeared as if they did not understand, and not a leaf moved; still Ida felt quite sure she knew all about it. She lay awake a long time after she was in bed, thinking how pretty it must be to see all the beautiful flowers dancing in the king’s garden. “I wonder if my flowers have really been there,” she said to herself, and then she fell asleep. In the night she awoke; she had been dreaming of the flowers and of the student, as well as of the tiresome lawyer who found fault with him. It was quite still in Ida’s bedroom; the night-lamp burnt on the table, and her father and mother were asleep. “I wonder if my flowers are still lying in Sophy’s bed,” she thought to herself; “how much I should like to know.” She raised herself a little, and glanced at the door of the room where all her flowers and playthings lay; it was partly open, and as she listened, it seemed as if some one in the room was playing the piano, but softly and more prettily than she had ever before heard it. “Now all the flowers are certainly dancing in there,” she thought, “oh how much I should like to see them,” but she did not dare move for fear of disturbing her father and mother. “If they would only come in here,” she thought; but they did not come, and the music continued to play so beautifully, and was so pretty, that she could resist no longer. She crept out of her little bed, went softly to the door and looked into the room. Oh what a splendid sight there was to be sure! There was no night-lamp burning, but the room appeared quite light, for the moon shone through the window upon the floor, and made it almost like day. All the hyacinths and tulips stood in two long rows down the room, not a single flower remained in the window, and the flower-pots were all empty. The flowers were dancing gracefully on the floor, making turns and holding each other by their long green leaves as they swung round. At the piano sat a large yellow lily which little Ida was sure she had seen in the summer, for she remembered the student saying she was very much like Miss Lina, one of Ida’s friends. They all laughed at him then, but now it seemed to little Ida as if the tall, yellow flower was really like the young lady. She had just the same manners while playing, bending her long yellow face from side to side, and nodding in time to the beautiful music. Then she saw a large purple crocus jump into the middle of the table where the playthings stood, go up to the doll’s bedstead and draw back the curtains; there lay the sick flowers, but they got up directly, and nodded to the others as a sign that they wished to dance with them. The old rough doll, with the broken mouth, stood up and bowed to the pretty flowers. They did not look ill at all now, but jumped about and were very merry, yet none of them noticed little Ida. Presently it seemed as if something fell from the table. Ida looked that way, and saw a slight carnival rod jumping down among the flowers as if it belonged to them; it was, however, very smooth and neat, and a little wax doll with a broad brimmed hat on her head, like the one worn by the lawyer, sat upon it. The carnival rod hopped about among the flowers on its three red stilted feet, and stamped quite loud when it danced the Mazurka; the flowers could not perform this dance, they were too light to stamp in that manner. All at once the wax doll which rode on the carnival rod seemed to grow larger and taller, and it turned round and said to the paper flowers, “How can you put such things in a child’s head? they are all foolish fancies;” and then the doll was exactly like the lawyer with the broad brimmed hat, and looked as yellow and as cross as he did; but the paper dolls struck him on his thin legs, and he shrunk up again and became quite a little wax doll. This was very amusing, and Ida could not help laughing. The carnival rod went on dancing, and the lawyer was obliged to dance also. It was no use, he might make himself great and tall, or remain a little wax doll with a large black hat; still he must dance. Then at last the other flowers interceded for him, especially those who had lain in the doll’s bed, and the carnival rod gave up his dancing. At the same moment a loud knocking was heard in the drawer, where Ida’s doll Sophy lay with many other toys. Then the rough doll ran to the end of the table, laid himself flat down upon it, and began to pull the drawer out a little way.
Then Sophy raised himself, and looked round quite astonished, “There must be a ball here to-night,” said Sophy. “Why did not somebody tell me?”
“Will you dance with me?” said the rough doll.
“You are the right sort to dance with, certainly,” said she, turning her back upon him.
Then she seated herself on the edge of the drawer, and thought that perhaps one of the flowers would ask her to dance; but none of them came. Then she coughed, “Hem, hem, a-hem;” but for all that not one came. The shabby doll now danced quite alone, and not very badly, after all. As none of the flowers seemed to notice Sophy, she let herself down from the drawer to the floor, so as to make a very great noise. All the flowers came round her directly, and asked if she had hurt herself, especially those who had lain in her bed. But she was not hurt at all, and Ida’s flowers thanked her for the use of the nice bed, and were very kind to her. They led her into the middle of the room, where the moon shone, and danced with her, while all the other flowers formed a circle round them. Then Sophy was very happy, and said they might keep her bed; she did not mind lying in the drawer at all. But the flowers thanked her very much, and said,—
“We cannot live long. To-morrow morning we shall be quite dead; and you must tell little Ida to bury us in the garden, near to the grave of the canary; then, in the summer we shall wake up and be more beautiful than ever.”
“No, you must not die,” said Sophy, as she kissed the flowers.
Then the door of the room opened, and a number of beautiful flowers danced in. Ida could not imagine where they could come from, unless they were the flowers from the king’s garden. First came two lovely roses, with little golden crowns on their heads; these were the king and queen. Beautiful stocks and carnations followed, bowing to every one present. They had also music with them. Large poppies and peonies had pea-shells for instruments, and blew into them till they were quite red in the face. The bunches of blue hyacinths and the little white snowdrops jingled their bell-like flowers, as if they were real bells. Then came many more flowers: blue violets, purple heart’s-ease, daisies, and lilies of the valley, and they all danced together, and kissed each other. It was very beautiful to behold.
At last the flowers wished each other good-night. Then little Ida crept back into her bed again, and dreamt of all she had seen. When she arose the next morning, she went quickly to the little table, to see if the flowers were still there. She drew aside the curtains of the little bed. There they all lay, but quite faded; much more so than the day before. Sophy was lying in the drawer where Ida had placed her; but she looked very sleepy.
“Do you remember what the flowers told you to say to me?” said little Ida. But Sophy looked quite stupid, and said not a single word.
“You are not kind at all,” said Ida; “and yet they all danced with you.”
Then she took a little paper box, on which were painted beautiful birds, and laid the dead flowers in it.
“This shall be your pretty coffin,” she said; “and by and by, when my cousins come to visit me, they shall help me to bury you out in the garden; so that next summer you may grow up again more beautiful than ever.”
Her cousins were two good-tempered boys, whose names were James and Adolphus. Their father had given them each a bow and arrow, and they had brought them to show Ida. She told them about the poor flowers which were dead; and as soon as they obtained permission, they went with her to bury them. The two boys walked first, with their crossbows on their shoulders, and little Ida followed, carrying the pretty box containing the dead flowers. They dug a little grave in the garden. Ida kissed her flowers and then laid them, with the box, in the earth. James and Adolphus then fired their crossbows over the grave, as they had neither guns nor cannons.

Contoh Naskah Drama Detik-detik Proklamasi

SIDANG BPUPKI

Sidang BPUPKI berlangsung pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Siding ini membicarakan tentang dasar fisafat Negara Indonesia Merdeka yang dikenal sebagai Pancasila. Tokoh-tokoh yang mengusulkan Dasar Negara diantaranya Muh. Yamin, Soekarno, Dr. Supomo.

Radjiman       : Pada tanggal 29 Mei 1945 ini akan diresmikan BPUPKI dan sekaligus pembukaan       sidang untuk merumuskan Dasar Negara. Sidang saya buka. (mengetuk palu)

Pada tanggal 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengemukakan rancangan Dasar Negara.

Yamin            : 5 Dasar Negara yang akan saya ajukan saat ini diantaranya, Peri Kebangsaan, Peri     Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.
Radjiman       : Baik, siding hari ini dicukupkan sekian.(mengetukl palu)

Pada tanggal 31 Mei 1945 Dr. Supomo mengemukakan rancangan Dasar Negara.

Supomo         : 5 Dasar Negara yang akan saya ajukan yaitu Persatuan, Kekeluargaan, Mufakat dan   Demokrasi, Musyawarah, Keadilan Sosial.
Radjiman       : Ya, baiklah. Siding hari ini di cukupkan. (mengetuk palu)

Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno mengemukakan rancangan Dasar Negara.

Soekarno   : Yang akan saya ajukan sebagai 5 Dasar Negara yaitu Kebangsaan Indonesia,     Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan   Sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Radjiman       : Ya, sidang hari ini cukup. (mengetuk palu)


Hingga akhirnya sidang ditunda hingga bulan Juli 1945, terbentuk panitia 9 terdiri dari Soekarno, Moh. Hatta, Muh. Yamin, Ahmad Subarjo, Mr. A. A. Maramis, Abdulkahar Muzakar, Wachid Hasyim, H. Agus Salim, dan Tjokrosujoso yang menghasilkan dokumen yang dikenal dengan Piagam Djakarta. Yang akhirnya Piagam Djakarta dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia Merdeka.



Pada tanggal 14 Agustus 1945, para pemuda mengdakan rapat di Jakartayang hadir dalam rapat itu antara lain Chairul saleh, sutan shrir, sukarni, singgih, suhud dan lain sebagainya.

Sutan Syahrir           : (Membuka pembicaraan ) assalamu’alaikum
Semuanya yg hadir  : Waalaikum Salam
Sutan sahrir        :  (Membuka rapat itu dengan menyampaikan berita yang ia ketahui tentang Jepang )
Saudara-saudara ku saya mendengar berita yang mengembirakan bagi kita semua yaitu menyerahnya Jepang terhadap sekutu saya mendengar berita tersebut dari radio Lua Negeri  itu berarti terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia (sutan syahrir menjelaskan dengan penuh semangat) 
Sukarni           : ‘itu merupakan kabar yang sangat menggembirakan bagi kita semua, tapi yang saya                               bingungkan maksud tua tadi berbicara terjadi kekosongan kekuasaan itu apa ?
(Sukarni dengan penuh keheranan saat menanyakan hal tersebut pada sutan syahrir)
Sutan Syahrir : “maksud saya, Jepang tidak lagi berkuasa terhadap negeri kita karena menyerah 
                           kepada sekutu, sedang sekutu belum sepenuhnya menguasai Indonesia.
Sukarni          : “oh, Ya  mengerti maksud tuan, terima kasih atas penjelasannya tuan  (saat sutan syahrir menjelaskan sukarni hanya mengangguk –ngangguk dan tersenyum)
Suta Sahrir         : “(membalas dengan senyuman )
Chairul Saleh    : “lalu sekarang apa yang harus kita lakukan  untuk mengisi kekosongan kekuasaan ini ?” (dengan nada bicara penuh kecemasan)
Sutan syahriri    : “Bagaimana kalau kita mengajukan kepada soekarno dan Moh. Hatrta agar segera  memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya.
Chairul Saleh   : ‘Saya setuju usul anda tuan, karena waktu itu inilah yang tepat bagi kita semua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Mendengar yang dibicarakan  Chairul saleh para pemuda ricuh, mereka begitu gembiranya mendengar Indonesia akan memproklamasikan kemerdekaannya Sepertinya mereka tidak sabar untuk membicarakan keinginan rakyat ini bersama Soekarno dan Moch Hatta, Chairul Saleh yang melihat sikap para pemuda tersebut kemudian mencoba  untuk menenangkan mereka.

Chaerul Saleh        : ‘Tenang, tenang semua tenang, saya mohon duduk kalian di kursi masing-masing
                                 (dengan suara lantang ia menengakan para pemuda)
Para pemuda duduk dan  dan susasana tenang kembali

Chairul Saleh           : kalau kalian sudah setuju, besok kita akan mendatangi rumah Soekarno dan kita bicarakan  maksud  keinginan  kita semua , bagaimana kalau  rapat ini kita cukupkan sekian lebih baik kita pulang kerumah masing-masing.

Rapatpun akhirnya  selesai, para pemuda kembali pulang dan kembali kerumah masing-masing. Keesokan harinya  pada tanggal  15 Agustus 1945 para pemuda  mendatangi  rumah soekarno dengan maksud memberitahukan Soekarno tentan keinginan para pemuda  itu.

Sutan Syahrir               : ok-tok     , asalamu’alaikum , ?
Fatmawati                    : “fatmawati membukan pintu “ waalaikumSalam !
Sutan syahrir                : “maaf bu, apakah Bungkarnonya ada , kami ingin bertemu
    dengannya
Fatmawati                    : “yah kang mas ada didalam, memang ada apa yah mencari
    kang mas
Chairul Saleh               : Begini Bu  ada hal  yang penting   yang harus kami icarakan
   dengan nya.
Fatmawati                    : “oh kalau begitu   ya sudah ayo slahkan masuk, silahkan
    duduk
Chairul saleh                : ‘terima kasih Bu !”
Fatmawati                    : Sama-sama  (sambil tersenyum ) kalau begitu saya panggilkan dulu kangmas

Fatmawati akhirnya pergi meninggalkan para pemuda di ruang tamu dan kemudian ia menemui Soekarno

Soekarno                     : “saat fatmawati menghampiri Soekarno di ruang baca.
  Soekarno betanya “Siapa Bu yang datang
Fatmawati                    : itu para pemuda datang mereka ingin  berbicara penting
  katanya
Soekarno                     : (Soekarno kemudian beranjak dari kursi dan pergi untuk
  menghampiri para pemuda

Akhirnya Soekarno datang bersama fatmawati kemudian para pemuda berjabat tangan dengan Soekarno. Dan menceritakan maksud kedatangan mereka. Fatmawatipun pergi meninggalkan Soekarno dan para pemuda.

Fatmawati          : Ya sudah kang mas saya kembali ke belakang dulu. Masih banyak pekerjaan yang belum saya kerjakan. Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa, biar saya ambilkan dulu !
Soekarno            : “Saya dengar dari istri saya katanya ada yang ingin kalian
bicarakan memang apa
Chairul saleh      : “Kami ingin membicarakan tentang keinginan kami untuk
                               secepatnya Indonesia memperoklamsikan kemerdekaannya
Soekarno            : “Maksud kalian apa saya tidak mengerti?
Chairul saleh      : maksud kami adalah menginginkan  agar secepatnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
Soekarno             : “Lalu kenapa kalian ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
Sutan sahir    : “Karena inilah kesempatan yang baik bagi kita semua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, karena Jepang sudah menyerah pada sekutu
Soekarno                : “Apa kalian tidak memikirkan bahaya apa saja apabila bila kita tetap nekad memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Apa lagi kekuatan militer Jepang yang masih berada di Indonesia mampu menggagalkan rencana untuk memperoklamasikan Indonesia
Sutan sahir              : “Yang jelas kami menginginkan kemerdekaan Indonesia secepatnya!
Soekarno                : “Apa ini tidak terlalu tergesa-gesa ! sedangkan kebenaran berita menyerahkan Jepang kepada sekutu masih di ragukan, lebih baik kita cek dahulu dari sumber yang resmi
Sutan sahir              : “Jadi usulan kami belum dapat di setujui tapi saya yakin berita tersebut benar adanya
Soekarno                : “Nanti saja kita bicarakan lagi lebih lanjut dengan anggota PPKI lainnya karena saya sendiri tidak bisa mengambil keputusan sendiri
Sutan sahir              : “Ya sudah kalau memang keputusan Bung Karno seperti itu apa boleh buat
Chairul saleh            : “Mungkin pembicaraan ini kita cukupkan sekian saja karena sudah terlalu malam. Sebelumnya kami meminta maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat Bung
Soekarno                : “Tidak apa-apa, silahkan!

(Merekapun berjabat tangan dan berpamitan pulang)
malam harinya para pemuda mengadakan rapat lagi tepatnya jam 20.00 WIB untuk membahas mengenai sikap Soekarno yang kurang mendukung keinginan para pemuda.

Chairul saleh            : “Bagaimana kalau apa yang kita bicarakan ini kita rundingkan kembali dengan Soekarno dan Moch Hatta

Semua yang hadir    : Setuju
Akhirnya mereka berangkat ke rumah Soekarno, tak lama kemudian mereka sampai di rumah Soekarno

Chairul saleh                 : “Asalamu’alaikum !”
Fatmawati                    : “Oh mancari Kang Mas ada didalam, ayo masuk wah kebetulan sekali yah, tokoh-tokoh tua juga sedang berkumpul disini
Sukarni                         : Apa Bu,tokoh tua juga ada disini ?
                                    (Sukarni bertanya dengan penuh rasa kaget)
fatmawari                : “Ya ada, seperti Moch Hatta, Dr Samsi, Buntaran, dan yang lainnya, maaf saya keasyikan ngobrol, mari masuk, silahkan duduk, saya penggilkan dulu Kang Mas
sukarni                         : “Silahkan Bu !

Tidak lama kemudian Soekarno datang bersama tokoh-tokoh tua
Chairul saleh            : “Maaf Bung, lagi-lagi kami menganggu waktu anda
Soekarno                : Ah tak apa-apa, lalu apa yang ingin kalian bicarakan
Chairul saleh       : “Begini, Bung sendiri sudah tehukah bahwa kami menginginkan Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya
Soekarno          : “Yah saya tahu, kalian begitu menginginkan Indonesia segera memperoklamasikan kemerdekaan, sama saya juga menginginkan
Latif Hendraningrat  : Lalu kenapa Bung tidak menyetujui, kalau Bung menginginkan kemerdekaan        Indonesia
Soekarno              : “Saya tidak bisa seenaknya menyetujui usul anda, tanpa mengadakan rapat dahulu dengan anggota PPKI
Sutan sahir          : Saya berharap Bung tidak akan mengadakan rapat dengan anggota PPKI, karena yang saya takutkan nanti Jepang malah mengetahui rencana ini Bung, kita tahukan PPKI memang di bentuk oleh Jepang
Soekarno                : “Yah saya tahu itu bahwa memang PPKI itu dibentuk oleh Jepang, tapi itu merupakan satu-satunya jembatan bagi kita unruk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia
Chairul saleh            : “Tetapi kami tidak ingin Jepang ikut campur tangan dalam rencana ini Bung!
Ahmad Soebarjo     : “Jadi maksudnya kita memutuskan segala ikatan dengan Jepang, begitu kan
Sutan sahir              : yah begitu
Soekarno                : “Tetapi saya tidak menyetujuinya, lebih baik kita bicarakan masalah ini dengan anggota PPKI< agar nantinya saat memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia kita tidak mengalami banyak masalah
Sutan sahir              : Tapi
Soekarno                : (Memotong pembicaraan sutan sahir) “Tidak ada tapi-tapiab yang tidak akan mengikuti keinginan kalian (dengan nada bicara yang tinggi. Sambil emosi yang meluap luap)

Semakin a lot perundingan, para pemuda dan Soekarno berisitegang keadaan semakin panas. Tiba-tiba Moch Hataan datang

Hatta                       : “Asalamu’alaikum”!
Soekarno                : “Waalaikum salam!”
Hatta                       : “ada apa ini para pemuda dan tokoh Bung datang berkumpul di sini
Soekarno        : “Ah tidak apa-apa saya senang sekjali Bung datang kemari. Kami sedang       membicarakan keinginan para pemuda ini
Hatta                 :”Memang apa keinginan para pemuda itu, yang saya dengar kalau tidak salah       mereka ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
Soekarno           : “Yah benar sekali itu yang mereka inginkan, tepi yang saya tidak setujui karena     saya tidak bisa mengambil keputusan ini sendiri
Hatta             : “Bagaimana kalau kita rundingkan dulu masalah ini tanpa para pemuda, kita renungkan bersama para tokoh tua
Soekarno                : “Baiklah saya setuju!”
Hatta                       : tapi bagaimana dengan para pemuda ini
Soekarno                : “Biarkan para pemuda itu duduk di serambi belakang

(Pemuda keluar dari rumah Soekarno dan menunggu tokoh tua yang berunding. Mereka menunggu di serambi belakang)
(Bung Karno dan Bung Hatta serta para tokoh nasionalis tua berunding

Hatta                       : “Lalu apa yang sekarang kita lakukan sedangkan para pemuda terus mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Soekarno                : “tapi kita tidak tahu kebenaran berita tersebut, lagi pula kalau memang Berita tersebut benar tentu saja seharusnya kitalah dahulu yang mengetahuinya.
Hatta                            : Jadi maksud bung kita tidak akan mengikuti keinginan para pemuda
Soekarno                : “benar, karena yang saya takutkan natinya malah terjadi  prtumpahan darah, mengingat kekuatan militer masih siap siaga dan kuat disini.
Buntaran                 :” Ya sudah bagaimana  kalau keputusan anda dan bung Hatta ntuk tidak menyetujui keinginan para pemuda ini kita sampaikan kepada para pemuda”
Hatta                            : ‘Ya sudah ayo kita hampiri mereka!

(kemudian para tokoh nasionalis tua itu beranjak keluar dan menemui para pemuda yang sejak tadi menunggu di serambi belakang.

Suhud                     : “bagaiman keputusan anda Bung.?”
Soekarno                :”Saya tetap pada pendirian saya, bahwa kami (sambil menunjuk Bung Hatta) tetap tidak ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sekarang ini, jika memang kalian tetap pada pendirian kalian maka saya persilahkan anda untuk mencari tokoh yang lain.

Sutan Syahrir           :!bailah kalau pendirian adan seperti itu kami tidak bisa melakukan apa-apa , tapi yang jelas kami akan berusaha memproklamasikan kemedekaan Indonesia secepatnya.

Akhirnya para pemudapu poergi dari rumah Soekarno dengan kekecewaan yang mendalam.

Pukul 24.00menjelang tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat di Cikini.

Chaerul Saleh          : sekarang apa yang harus kita lakukan Soekarno dan Moh. Hatta tetap bersikeras tidak menyetujuinya usul kita apalagi mereka berdua tetap tidak percaya dengan berita itu.

Sutan syahrir         :”Begini saja saya mengusulkan agar Bung Karno dan Moh. Hatta kita aasingkan saja keluar Jakarta untujk menjauhkan mereka dari pengaruh  Jepang, apakalian setuju usul saya!

Sukarni, Yusup Kamto, Muwardi berkata “ Setuju “

Sutan syahrir           : “tapi yang saya bingungkan kita akan membawa kedua tokoh Nasionalis itu kemana ya!.
Sukarni                   : ‘Kema yah ( sambil kebingungan )
Muwardi                 : “Kita serahkan saja tugas ini kepada Singgih dan latif Hendra ningrat karena mereka berdua adalah anggota peta”
Latif                        : baiklah akan saya pikirkan dahulu

(sekitar 15 menit mereka berpikir)
latif                          : “Bagaimana kalau kita bawa mereka dua ke renggas dengklok dekat Karawang, karena disana dekat dengan tempat salah satu pemusatan tentara peta yang keamanannya terjamin
singgih                     : “benar, apa kalian menyetujuinya?”
suhud                       :”Bagus, kami setuju dengan rencana tersebut

latif hendra ningrat dan Singgihpun kemudian pergi ke rumah Soekarno. Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah Soekarno.

Singgi                     : “Tok.tok.tok….Assalamualaikum?”
Fatmawati               : “Walaiku salam (Fatmawati membuka pinti)

Ada apa yach malam-malam begitu bertamu kemari

Latif                             : “maaf Bu, kami tidak bermaksud mengenaggu waktu istirahat Ibu, tapi ada hal penting yang harus kami bicarakan dengan Bung Karno, sekali lagi kami minta maaf!
Fatmawati                    : “Ah tidak apa-apa, mari silahkan masuk, silahkan duduk!
Latif                             : “Terima kasih bu”

(Fatmawati : Sama-sama, kalau begitu tunggu sebentar yah saya panggilkan dulu Bung Karnonya. Oh ya hampir lupa kebetulan Bung Hatta juga menginap di sini katanya mereka ingin membahas keinginan para pemuda, apa Bung Hatta juga perlu saya panggilkan”

latif                               : “Ya, Bu silahkan
(Fatmawati meninggalkan mereka berdua, ia menemui suaminya dan Bung Hatta untuk memberitahukan kedatangan para pemuda. Tak lama kemudian Bung Karno datang ia di temani oleh Moch Hatta dan Fatmawati

singgih dan Latif       “ Asalamu’alaikum”
(Mereka berdiri saat Soekarno dan Moch Hatta datang)

soekarno                 : Waalaikum salam ayo silahkan duduk
singgih                     : Terima kasih
soekarno                 : Sama-sama. Bu kok tamunya tidak di tawarin minum dulu
fatmawati                : Maaf Kang Mas Ibu lupa. Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa
latif                          : Ah ngerepotin Bu, enggak usah saja Bu, terima kasih
fatmawati                : Biasa saja, jadi tuan ini mau minum apa
singgih                     : Apa saja Bu yang penting halal
fatmawati                : Ya sudah saya kebelakang dulu
(Fatmawati pergi ke dapur untuk membuat air minum)
soekarno                 : “Katanya kalian ingin membicarakan hal yang penting dengan saya, memang hal yang penting hal apa. Apa berkaitan dengan yang tadi siang
singgih              : “Sebelumnya kamu meminta maaf lagi-lagi kami mengganggu waktu istirahat Bubg, memang kedatangan kamu kemari memang berkaitan dengan kejadian tadi siang
soekarno            : “Begini Bung, kami sebenarnya di utus kemari karena mendapat tugas untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta keluar kota
hatta                        : “Kemana ?”
latif                          :”Karawang!”
hatta                        : “Memang kenapa kamu harus pergi keluar kota?”
latif                          : “Untuk menghindar dari pengaruh Jepang!
Hatta                       : “Tapi kalau kami tidak mau?”
Latif                        : “Sekarang tuan bukan waktunya untuk berdebat cepat ikut kami
Bung Karno            : “Apakah ini semua penting?”
Latif                        : “Sangat penting!”
Bung Karno            : “Baiklah kami akan ikut tapi saya berpamitan dulu dengan Fatmawati

(Soekarno pergi dan menemui Fatmawati di dapur)
soekarno                 : Bu, Kang Mas pamit dulu, Kang Mas akan pergi dengan para pemuda itu

fatmawati                : “Kemana?”
soekarno                 : “Ke Karawang!”
fatmawati             : “Bolehkah saya ikut. Saya merasa akhir-akhir ini perasaan saya tidak enak tentang Kang Mas!”
soekarno                : “Baiklah ayo cepat!”
(Akhirnya Soekarno dan Fatmawatipun kembali)
singgih               : Maaf Bung, apakah sudah selesai bicaranya kalau begitu bagaimana kalau sekarang kita berangkat agar lebih cepat
Bung Karno            : “Ya sudah kita berangkat

Akhirnya mereka meninggalkan rumah Soekarno dan langsung menuju Renggas dengklok di Karawang disana para pemuda sudah berkumpul menunggu kedatangan Soekarno dan Moch Hatta. Setelah lama di perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah. Di sana Soekarno dan Moch. Hatta terus di desak oleh pemuda. Namun ternyata sungguh besar wibawa mereka berdua hingga para pemuda menjadi naik pitam.

Latif         : “Bung Karno, tunggu apa lagi waktu inilah yang tepat bagi kita semua memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia
Singgih                 : “Iya, sebaiknya Bung setuju usul kami ini Soekarno dan Muhammad Hatta            Terdiam ketika para pemuda terus mendesak Soekarno dan Moh Hatta agar menyetujui keinginan para pemuda. Namun Soekarno tetap saja bersikeras dengan pendirinnya
Soekarno               : Maaf tapi saya tidak bisa

Jawaban itu membuat Singgih geram
Singgih                    : “(Sambil menodongkan pistol kepada Soekarno
“Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia secepatnya kalau tidak kubunuh kau, apa kau mau seperti 
ini? door door door (Peluru pistol keluar dari pistol)
Fatmawati yang melihat kejadian ini kemudian ia menghampiri dan merangkul Soekarno dan bertanya kepada para pemuda

Fatmawati               : “apa-apaan kalian ini
(Ia bertanya dengan penuh emosi yang meluap-luap)
sutan sahrir              : “Tidak apa-apa bu, kami cuma ingin memproklamasikan Indonesia secepatnya. Namun Bung Karno menolak
fatmawati                : “Ya saya tahu itu. Tapi jalannya tidak seperti ini. Lagi pula kalau Kang Mas menolak untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia saat ini. Pasti ia mempunyai alasan tersendiri
sukarni                  : “Lalu dengan jalan bagaimana padahal keputusan ada di tangan kedua pemimpin tersebut
fatmawati                : “Ya sudah bagaimana kalau masalah kalian ini kita bicarakan lagi dengan kepala yang dingin tidak dengan emosi
Akhirnya Fatmawatipun berhasil meyakinkan para pemuda agar kembali berunding dengan Soekarno dan Moh Hatta.
Disisi lain achmad Soebardjo yang mengetahui keberadaan Soekarno dan Fatmawati serta Muhamad Hatta berusaha meyakinkan para pemuda agar kedua tokoh nasional itu di bawa kembali ke Jakarta
Ahmad Soebarjo     : “Sudahlah Chairul Soleh sebaliknya kalian jangan menahan Soekarno dan Moch Hatta
Chairul Saleh           : “Memang kenapa, apa alasannya?”
Ahmad soebarjo      : “Rasanya tidak arif apabila kita menahan kedua tokoh nasionalis itu
Chairul saleh            : “Tidak arif bagaimana, kami sudah mencoba untuk meyakinkan mereka namun tetap saja mereka menolak
Ahmad soebarjo      : “Saya yakin kalau kita bicara baik-baik pasti keinginan kalian akan di penuhi saya akan membantu kalian untuk meyakinkan Soekarno dan mhch Hatta
Yusuf Kamto           : “Apakah yang Bung bicarakan ini dapat di pegang, yang kami inginkan adalah kemerdekaan Indonesia besok harus di laksanakan
Ahmad soebarjo      : “Percayalah, saya akan meyakinkan tokoh nasionalis itu agar menyetujui usul kalian itu!
Chairul saleh            : “Ya sudah sebaiknya kita sekarang berangkat ke Kerawang untuk menjemput Soekarno dan Moch hatta
Yusuf kamto            : “Baiklah ayo kita berangkat!
Kemudian mereka berangkat ke Renggas dengklok tepatnya sampai di Renggas dengkok dan bertemu dengan Soekarno dan Moch Hatta. Setelah sampai mereka langsung berangkat legi menuju. Hotel Den Hendels tepatnya di Jakarta. Akhirnya mereka sampai di Hotel Hendels. Kemudian Sayuti melik menghampiri pelayan restoran
Sayuti melik             : “Maaf tuan apakah ada kamar Hotel yang masih kosong untuk kami!
Pelayan hotel           : “Maaf tuan semua kamar hotel di sini sudah penuh!
Sayuti melik             : Oh begitu, terima kasih
Kemudian Sayuti melik kembali menemui Ahmad subarjo dan yang lainnya.
Sayuti melik             : “Kamarnya penuh, bagaimana yach
Ahmad subarjo        : “Bagaimana kalau kita kerumah Laksamana maeda, ia adalah teman karib saya dia juga orang yang mendukung mekerdekaan Indonesia
Sayuti melik             : “Kalau tidak salah juga dia merupakan salah satu perwira tinggi angkatan darat, jadi pasti keamanannya terjamin
Suhud                     : saya setuju, karena seperti yang dikatakan sayuti melik keamanannya terjamin
Soekarno                : Ya sudah kalau begitu kita berangkat ke rumah kalsamana maeda

Mereka berangkat ke rumah Laksamana maeda tidak lama kemudian mereka sampai di rumah laksamana maeda
Soekarno                : “Tok.tok.tok…! Permisi selamat malam bisakah kami bertemu dengan tuan laksamana maeda
Orang Jepang          : Baiklah silahkan masuk tuan ada di dalam
Hatta                            : terima kasih
(Sesaat kemudian Soekarno dan Moch Hatta bertemu dengan laksamana maeda)
soekarno                 : “Selamat malam tuan?”
laksamana maeda    : (membalas sapaan dengan senyuman) ada apa, kenapa tuan-tuan ini mendatangi kediaman saya. Apakah ada masalah yang serius
Soekarno                : Maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat tuan
Laksamana sobarjo   : Kami bermaksud untu menanyakan apakah benar berita menyerahnya Jepang terhadap sekutu itu?
Laksamana maeda   : “Dari mana tuan mendengar berita tersebut
Soekarno                     : Kami mendengar berita tersebut dari salah satu pemuda. Katanya dia mendengar berita tersebut dari radio luar negeri
Laksamana maeda   : Memang benar berita tersebut tapi kami masih merahasiahkannya agar tidak timbul kekacauan karena kami masih bertanggung jawab terhadap keamanan Indonesia
Moch Hatta             : Sekarang tuan yang kami bingubngkan para pemuda terus mendesak agar memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya
Laksamana maeda   : “Wah itu merupakan gagasan yang bagus mengingat inilah waktu yang tepat untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia
Moch Hatta             : “Berarti tuan menyetujuinya
Laksamanmaeda     : (Membalas dengan senyuman)
Ahmad soebrjo       : “Begini, kalau maeda mengiinkan kami boleh meminjam rumah anda
Laksamana maeda   : “Boleh memang untuk apa
Hatta                       : “Kami telah sepakat apabila berita itu kami akan secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia rencananya kami akan memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia besok pagi jadi apakah tuan keberatan
Laksamana maeda   : “Tidak tidak sama sekali lalu persiapan apa yang akan kita siapkan!
Soekarno                : rencanaynya kami akan membuat naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia
Laksamana maeda   : ya sudah ayo sekarang kita buat bersama naskahnya di ruang makan. Kita tidak boleh membuang waktu percuma kan!
Soekarno                : “Rasanya terlalu banyak orang kalau kita mengerjakan naskah ini bila bersama bagaimana kalau anda, Bung Hatta, ahmad subarjo serta saya mengerjakan naskah ini bersama
Suhud                           : Benar, sebaliknya memang merekalah yang harus menuju ruang makan
Hatta                            : “Tapi bagaimana dengan para pemuda ini
Laksamana maeda   : Biarkan mereka disini menunggu kita, ayo Soekarno. Moch Hatta, Ahmad subarjo dan laksamana maeda bersama beberapa pemuda pergi ke ruang makan untuk menyusun naskah proklamasi
Soekarno                : Biarkan saya yang mencatat
Ahmad subarjo        : Baiklah
Soekarno                : untuk pembukaan kata apa yang bagus ya ?”
Hatta                       : “Bagaimana untuk pembukaannya kata proklamasi sepertinya kata itu cocok untuk naskah ini
Soekarno                :Yah bagus (Kemudian ia menulisnya dalam secarik kertas) lalu untuk isinya apa?
Ahmad subarjo        : “Tunggu sebentar biarkan saya berpikir dulu (sekitar 5 menit ahmad subarjo berpikir)
Yach, bagaimana kalau begini “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia
Hatta                            : “Itu bagus, karena kan naskah ini menyatakan kemerdekaan bangsa kita (kemudian ia menulisnya dalam secarik kertas)
Soekarno                : “Itukan bagian dari pembukaan sekarang isinya bagaimana?”
Hatta                       : “Sayasudah berpikir begini “Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll, di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Soekarno                : Yah bagus semua sudah selesai, jadinya seperti ini
Ahmad soebarjo      : “Alhamdulillah akhirnya selesai juga
Bagaimana kalau sekarang kita menghampiri para pemuda apakah mereka menyetujuinya isi naskah ini
Soekarno                : Ya sudah ayo kita menghampiri para pemuda
(Tidak lama kemudian mereka sampai di serambi belakang di tempat para pemuda menunggu)
sutan sahrir              : “Bagaimana naskahnya sudah selesai Bung”
soekarno                 : “Sudah akan saya bacakan

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.
Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Djakarta, 17 – 8- 05
Wakil Bangsa Indonesia

Soekarno                ; Mungkin ada yang ingin menambahkan
Sukarni                   : Ada, kata-kata ada sedikit yang janggal jadi perlu di beri perubahan sedikit
Soekarno                : “Baiklah kita akan memperbaikinya sekali lagi!”
Sukarni                   : “Itu lebih baik!”
Akhirnya mereka merundingkan kembali naskah tersebut bersama para pemuda. Kemudian mereka melakukan sedikit perubahan pada naskah proklamasi itu. Setelah selesai melakukan sedikit perubahan kemudian Soekarno menyruh sayuti melik mengetik naskah proklamasi
Soekarno      : Maaf, apakah sayuti melik bisa mengetik naskah ini dengan perubahan-     perubahannya?”
Sayuti melik        :  Saya bisa, Bung
Soekarno             : Ya sudah tolong ketik naskah ini dengan cepat
Sayuti melik        : Baiklah

Sayuti melikpun mengetik naskah proklamasi, kemudian setelah selesai. Naskah itu di berikan pada Soekarno

Sayuti melik     : Ini Bung naskahnya sudah selesai sekarang tinggal siapa yang akan menandatanagni naskah ini
Soekarni                 : Terima kasih, bagaimana kalau naskah ini yang menandatangi adalah kita semua yang hadir disini
Hatta                       : Yah saya setuju. Agar mengacu pakta deelaration of independce
Chairul saleh            : Saya tidak setuju lebih baik anda dan Bung Hatta yang menandatangi naskah tersebut atas nama bangsa Indonesia
Semua yang hadir    : “Setuju, itu lebih baik !”
Soekarno                : Nah sekaraqng naskah sudah selesai lalu, sekarang yang harus kita pikirkan di mana naskah ini akan di bacakan
Sukarni                   : Kami sudah menyiapkan tempat kita akan membacakan teks proklamasi ini
Hatta                       : “Dimana?”
Sukarni                   : “Dilapangan Ikada”
Soekarno                “ Saya menolak”
Sukarni                   : “Kenapa anda menolak?”
Soekarno                : “Karena kalau kita membacakan naskah proklamasi ini di lapangan Ikada pasti akan timbul bentrokan dengan tentara Jepang
Sukarni                   : Iya juga yah ! Kenapa saya tidak berpikir sampai kesana?
Soekarno                : Bagaimana kalau kita membacakan teks proklamasi ini di rumah saya
Hatta                : Saya setuju, mungkin dengan itu tentara Jepang tidak akan mengacaukan  proklamasi kemerdekaan Indonesia
Semua yang hadir    : setuju
Laksamana maeda   : :”Ya sudah naskah sudah selesai disusun bagaimana kalau kalian pulang ke rimah masing-masing dan istirahat saja lihat kalian begitu lelah. Pagi harinya kita berkumpul di rumah Soekarno.
Soekarno                : “Yah kami semua sudah lelah, sebaiknya kami semua pulang saja, sebelumnya kami ingin mengucapkan terima kasih atas izin tuan
Laksamana maeda   ; Ah tidak apa-apa
Ahmad                    : Ya sudah tuan kami pamit dulu
Akhirnya dini harinya tanggal 17  semua pulang ke rumah masing-masing, tetapi para pemuda tidak 
pulang ke rumahnya, tetapi mereka menghimpun rekan-rekannya untuk menyebar luaskan berita itu 
kesegenap masyarakat Jakarta.
Dengan cepat mereka mempersiapkan fomlet-fomlet dan mobil pengeras suara untuk memberitahukan kepada penduduk tentang kabar gembira ini.
Pagi harinya pemuda-pemuda dan penduduk sekitar berkumpul di Jakarta yaitu di rumah Ir. Soekarno.
Muwardi        : “Bung karno para pemuda telah berkumpul mereka sudah tidak lagi untuk        mendengarkan anda membacakan naskah proklamasi
Soekarno         : “Tunggulah sebentar Bung Hatta belum datang saya akan menunggu Bung Hatta dulu
Muwardi         : “Ya sudah silahkan, tapi jangan terlalu lama. Kami sudah tidak sabar untuk menunggu senebtar lagi kan sudah pukul 10.00
Soekarno                : “Ehm … baiklah
Suhud                     : (Tiba-tiba datang)
“Maaf Bung Karno apakah kita akan melakukan pengibaran bendera merah putih
soekarno                 : Ya haruslah, itukan sebagai simbol kalau kita telah merdeka
suhud                      : belum
soekarno                 : Ya sudah biar saya yang mengurus benderanya, saya akan menyuruh Fatmawati menjahitkannya sekarang juga
suhud                      : Ya sudah Bung biar saya yang mencari tiang bambunya, saya permisi dulu
soekarno                 : Ya silahkan, Wikana tolong panggilkan Fatmawati kemari”
Wikana                   : “Baik Bung Karno”
Sesaat kemudian Fatmawati datang
Fatmawati               : “Ada apa Kang Mas memanggil saya?”
Soekarno                : Bu tolong jahit bendera merah putihnya disini. Bukankah ibu mempunyai kain merah putih
Fatmawati               : Entahlah tapi seingat kain itu sudah ibu buat rok
Soekarno                : Pokonya Kang Mas minta sekarang jahitkan benderanya
Kemudian fatmawati mancari kain itu, setelah selesai mencari fatmawati menjahit dengan tangan.
Tidak lama kemudian Moch Hatta datang tepat pukul 19.45
Hatta                       : Maaf terlalu lama menunggu saya
Soekarno                : Ah tidak apa-apa, kebetulan persiapannya juga beleum selesai
Hatta                       : Memang persiapan apa
Soekarno             : Persiapan untuk pengibaran bendera sedang menjahit benderanya sebentar lagi       juga sudah beres

Akhirnya segala persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia selesai benera sudah dijahit, begitu pula dengan tiang bambu suhud sudah mencarinya. Kemudian latif menjemput kedua tokoh nasionalis itu di kamar Soekarno

Latif                        : Maaf Bung bisakah proklamasi ini segera di mulai
Soekarno                : “Bisa, ayo silahkan kita menuju halaman depan
(Saat Soekarno dan Moch Hatta keluar dari rumahnya dan naik ke panggung mereka di sambut dengan antusiasme yang penuh oleh para penduduk yang sudah berkumpul)
tak lama kemudain Soekarno membacakan pidatonya
assalamu’alaikum Wr. Wb

Pada kesempatan pagi ini kita berkumpul untuk menjadi saksi dari peristiwa  penting yang selama ini kita tunggu, yaitu peristiwa yang selalu menjadi impian dan harapan sebagai bangsa yang terjajah. Dari bertahun-tahun yang lalu sampai beratus-ratus tahun yang lalu kita memperjuangkan kemerdekaan kita agar bebas dari penjajahan.
Hari ini kita mengibarkan kemerdekaan kita dengan harapan dapat menjadi tombak agar kehidupan kitaa bisa berubah menjadi lebih baik labih layak dari sebelumnya.
Terima kasih kepada para pejuang yang kokoh dan teguh memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita dengan segenap jiwa dan raganya dari mulai penjajahan Bangsa Portugis, Inggris, Jepang dan Belanda. Kita selama ini seolah seperti orang yang selalu tunduk di hadapan penjajah. Kita seolah mengabdi kepada mereka. Namun di dalam hati kita, kita tetap menjungjung tinggi keinginan dan impian kita untuk kemerdekaan bangsa kita.
Kini semua harapan kita itu bukanlah sebuah angan-angan belaka, melainkan sebuah perjuangan yang hasilnya dapat kita saksikan saat ini, prolkamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, dengan di tandai pembacaan Naskah proklamasi.






PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.
Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Djakarta,hari, 17  Boelan 8 tahoen 1945
Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno Hatta

Demikianlah naskah Proklamasi ini sebagai tanda bahwa bangsa kita bangsa indonesia yang telah merdeka. Kemudian sebagai simbol kebebsan dan kemerdekaan kita, kita kibarkan  bendera merah putih.
Suhud dan latif kemudian mengibarkan bendera merah putih.
Latif dan suhud kemudian mengibarkan bendera merahputih
Latif dan Suhud maju kedepan
Latif                 : Siap Grak, jalan ditempat grak, maju jalan
Setelah itu ia mengibarkan bendera merah putih
Latif                 : Hormat Grak (seluruh yang hadir disana memberi hormat kepada sang saka merah                                putih
Latif                 : Tegak grak

Dengan ditandai pembacaan naskah proklamasi dan pengibaran sangsaka merah putih maka sejak itu bangsa kita lepas dari belenggu penjajahan. Namun kemudian yang harus mereka lakukan adalah bagaimana mempertahakan kemerdekaan itu.