One-piece flow (juga biasa
disebut sebagai continuous flow
manufacturing) adalah teknik yang digunakan untuk memproduksi komponen
dalam lingkungan seluler. Sel adalah area di mana segala sesuatu yang
diperlukan untuk memproses bagian itu mudah dijangkau, dan tidak ada bagian
yang diizinkan untuk pergi ke operasi berikutnya sampai operasi sebelumnya
selesai. Tujuan dari one piece flow
adalah untuk membuat satu bagian pada satu waktu dengan benar setiap saat tanpa
gangguan yang tidak terencana dan tanpa waktu antrian yang panjang.
One-piece flow menggambarkan
urutan produk atau aktivitas transaksional melalui proses satu unit pada satu waktu.
Sebaliknya, produksi batch
menciptakan sejumlah besar produk pada satu waktu - mengirimkannya bersama
melalui setiap langkah operasional. Dalam one-piece
flow, fokusnya adalah pada produk atau pada proses transaksional, bukan
pada menunggu, mengangkut, dan menyimpan keduanya. Metode one-piece flow membutuhkan waktu penggantian pendek dan kondusif
untuk sistem “pull”. One-piece flow adalah inti dari lean manufacturing, karena dapat
mempersingkat lead time yaitu waktu
yang diperlukan mulai dari material hingga menjadi barang jadi. Selain itu juga
dapat mencapai tujuan yang lain yaitu kualitas terbaik, cost terendah, dan delivery
yang tersingkat.
Perbandingan One – Pice Flow dan Batch
Production
Ilustrasi
berikut menunjukkan dampak pengurangan ukuran batch ketika membandingkan aliran batch dan one-piece.
Perbedaan
waktu antara kedua sistem aliran ini sangat besar. Sistem one-piece flow menghemat 18 menit untuk batch yang sama sebanyak 10 buah. Dengan sistem ini dapat
diproduksi 3 kali lebih banyak daripada sistem batch dan antrian. Selanjutnya, potongan pertama sedang dalam
proses hanya 3 menit. Sistem atau operator dapat memeriksa bagian segera di
setiap proses (A, B dan C).
Kelebihan dan Kekurangan Metode One-Piece Flow
Kelebihan
dalam menerapkan metode continuous
one-piece flow:
- Dapat
di peroleh tingkat biaya produksi per unit (unit
production cost) yang rendah, apabila dihasilkannya produk dalam volume
yang cukup besar dan produk yang di hasilkan distandarisasi.
- Dapat
dikuranginya pemborosan — pemborosan dari pemakaian tenaga manusia ,terutama
karena sistem pemindahan bahan.
- Biaya
tenaga kerja (labor cost) rendah ,
karena jumlah tenaga kerjanya yang sedikit dan tidak memerlukan tenaga yang
ahli (cukup yang setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang dihasilkan.
- Biaya pemindahan bahan didalam pabrik juga lebih rendah, karena jarak antara mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut digerakkan dengan tenaga mesin (mekanisasi).
Kekurangan
dalam menerapkan metode continuous
one-piece flow:
- Terdapat
kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang di minta oleh konsumen atau
pelanggan. Jadi proses produksi seperti ini khusus untuk menghasilkan
produk-produk yang permintaan (demand)
nya besar dan stabil, serta style
produknya tidak mudah berubah.
- Proses
produksi mudah terhenti, karena apabila terjadi kemacetan di suatu
tempat/tingkat proses (di awal, di tengah atau di belakang), maka kemungkinan
seluruh proses produksi akan terhenti yang di sebabkan adanya saling hubungan
dan urut-urutan antara masing-masing tingkat proses.
- Terdapat
kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan, karena biasanya
tingkat produksi (rate of production)
nya telah ditentukan, sehingga sangat kaku (rigid).
Menggunakan sistem
tarik untuk mengontrol produksi saat aliran kontinu (Continuous Flow) tidak sampai tahap upstream. Ada kalanya beberapa
area dalam value stream dimana continuous flow tidak mungkin
diimplementasikan sementara pengelompokan diperlukan. Ada beberapa alasan yang
bisa menyebabkan hal ini terjadi diantaranya:
- Beberapa proses yang memang dirancang untuk beroperasi dalam waktu siklus yang sangat cepat atau bahkan sangat lambat dan butuh change over untuk melayani famili produk sekaligus.
- Beberapa
proses, seperti proses yang terdapat pada supplier,
memiliki letak yang jauh sehingga pengiriman satu produk dalam satu waktu
menjadi tidak realistis.
- Beberapa proses memiliki terlalu banyak lead-time atau sangatlah tidak masuk akal untuk menggabungkan secara langsung antara proses yang satu dengan proses yang lain dalam satu continuous-flow.
Marton. M, Paulova. I. (2005): One Piece Flow - Another View On
Production Flow In The Next
Continuous Process Improvement, Institute of Industrial Engineering, Management and
Quality, 30-34.
Issue dalam Menerapkan One
Piece Flow, diperoleh melalui situs http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38003/Chapter%20II.pdf?sequence=4.
Diunduh pada tanggal 16 Februari 2019.
Kelebihan dan Kekurangan One
Piece Flow, diperoleh melalui situs internet: http://indahstyleajhaok.blogspot.com/2010/10/pengantar-manajemen-
produksi.html. Diunduh pada tanggal 16 Februari 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar