Bismillaahirohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum warohmatullaahi wabarakatuuh
Yang Terhormat Presiden Republik Indonesia , Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Yang Terhormat Ketua, Wakil Ketua, Para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia atau DPD-RI, Para Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Para Duta Besar Negara Sahabat, Para Gubernur, Bupati dan Walikota, bapak Ibu Para Hadirin sekalian yang saya hormati.
Selamat pagi.
Sebagai Ketua Indonesian Regional Investment Forum dan Wakil Ketua DPD-RI, merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk dapat menerima Bapak ibu Para Hadirin sekalian hari ini di tempat ini pada Forum kami yang kedua, yang akan segera dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Yang Terhormat Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
Indonesian Regional Investment Forum memiliki tujuan untuk dapat menjadi katalisator pembangunan di provinsi, kabupaten dan kota yang telah secara bersama-sama terbentuk sebagai kesatuan negara yang besar ini, Indonesia . Di hari yang berbahagia ini, kami mengundang Bapak Ibu Para Hadirin sekalian untuk bergabung serta berpartisipasi sesuai dengan perannya masing-masing, dalam upaya membangun daerah-daerah yang indah dan beraneka ragam, yang juga merupakan masa depan negeri kita tercinta. Jika kita dapat bersama-sama meningkatkan investasi ke daerah, maka pada saat yang kita akan turut menciptakan ekonomi secara keseluruhan, serta pula meningkatkan kesejahteraan social bagi masyarakat kita. Masing-masing dari para Hadirin sekalian yang ada di sini pada hari ini dapat memainkan peranan penting untuk mencapai semua yang kita cita-citakan bersama.
Pada hari yang bersejarah dan Insya Allah penuh berkah ini, marilah kita bersama-lama memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia, berkat dan rahmat-Nya, kita dapat berkumpul bersama, mengikuti Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia hari ini. Sidang Tahunan ini merupakan sidang yang pertama kali kita selenggarakan dalam tatanan dan tradisi baru kenegaraan kita, yang sesungguhnya amat dijiwai dan dinafasi oleh semangat reformasi.
Sebuah komitmen dan kesadaran besar bangsa untuk melakukan reformasi menyeluruh dalam segala sendi kehidupan bangsa, menuju hari esok yang lebih baik.
HARUN YAHYA
Abad 20 yang baru saja kita lewati adalah masa yang dipenuhi dengan peperangan, konflik, bencana, kesengsaraan, pembantaian, kemelaratan dan kehancuran yang luar biasa. Jutaan manusia dibantai, dibunuh dan dibiarkan mati, hidup tanpa rumah dan tempat berlindung. Maka semua dikorbankan demi membela berbagai ideologi menyesatkan. Di setiap peristiwa tampak selalu terpampang nama-nama mereka yang bertanggung jawab : Stalin, Lenin, Trosky, Mao, Pol Pot, Hitler, Mussolini, Franco.
Fasisme dan komunisme adalah dua ideologi utama yang telah menyebabkan umat manusia merasakan berbagai penderitaan di masa kegelapan tersebut. Yang menarik untuk di kaji di sini adalah ideologi-ideologi tersebut ternyata memiliki sumber ideologi yang sama (ideologi induk). Ideologi ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya, senantiasa berada di balik layar hingga saat ini. Dan senantiasa terlihat bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Sumber ideologi ini adalah Filsafat materialistik dan Darwinisme, bentuk penerapan filsafat materialisme pada alam.
Ideologi yang mengakibatkan malapetaka yang paling dasyat bagi kemanusiaan di abad yang baru saja kita tinggalkan adalah Komunisme. Komunisme, yang mencapai puncak sejarahnya oleh dua tokoh filsuf Jerman Karl Marx dan Friedrich Engels di abad 19, menumpahkan darah lebih banyak dibanding kaum Nazi dan imperialis. Dua orang ini adalah tokoh ateis tulen yang sangat membenci agama.
Orang-orang berusaha menerapkan keyakinan bahwa terdapat “peperangan (perjuangan) untuk mempertahankan hidup” pada mahluk hidup di alam. Oleh sebab itu, ide bahwa “yang kuat tetap hidup dan yang lemah akan musnah” mulai diterapkan juga pada manusia dan kehidupan manusia dalam bermasyarakat.
Sekarang, dan itu sudah sejak lima tahun terakhir: bangsa besar ini sibuk dengan tiga hal. Pertama, pemilihan pemimpin. Kedua, pemilihan pemimpin. Ketiga, pemilihan pemimpin. Tanpa pernah benar-benar peduli apakah pemimpin yang dipilihnya itu memang pemimpin, apakah pula pemilihan dan pemilihan dan pemilihan itu lebih besar manfaatnya ataukah mudaratnya.
Semua negara-negara Arab sudah dikasih tahu sebelumnya bahwa Israel akan menyerbu Palestina. Dan syukur alhamdulillah mereka tidak berbuat apa-apa sehingga Perang Dunia bisa dihindarkan. Jangan terlalu setia, jangan terlalu bermoral, demi supaya tidak terjadi global war yang menyengsarakan semua makhluk. Israel sangat hafal mengamati “sela-sela air hujan”.
Orang sibuk Natal dan Tahun Baru, Obama sudah presiden tapi belum bertugas, jadwal gencatan senjata telah berakhir: maka sebuah ”upper-cut” dahsyat dilayangkan ke dagu Palestina. Manusia di gurun itu meraung-raung, kita semua manusia di bumi menangis, Chavez mengusir Dubes Israel, pemimpin-pemimpin kita melontarkan rudal kutukan, dan kita rakyat militan berkumpul menyiapkan ilmu kebal melawan peluru tentara Israel, kemudian minta Palestina memfasilitasi keberangkatan kita ke medan perang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar