Jumat, 02 Maret 2018

"Jalin Hubungan Baik dengan Teman, Tapi Jangan Bengantung Pada Teman"

Haloo sahabat blogger. Apa kabar kalian? Semoga kabar baik menyertai kalian ya. Aamiin. Kali ini gue mau kasih sedikit oretan gue mengenai TEMAN. Selamat menikmati!!!

Manusia itu gak ada yang bisa hidup sendiri. Kita butuh orang lain. Dalam hidup ini kita butuh teman. Teman sekolah, teman kuliah, teman bisnis sampai teman hidup. Dengan teman kita bisa saling membantu, saling bercanda, saling bertengkar, saling memahami dan lain-lain. Kalian semua pasti punya teman kan? Ada ga diantara kalian yang ga butuh teman? Hmm, kayanya itu ga mungkin. Sekalipun dia orang jahat, pasti dia punya teman yaitu teman jahat.

Kalau kalian gimana sih cara memilih teman? Dari kepintaran kah? Dari hartanya kah? Sama-sama suka nongkrong? Sama-sama suka ngegosip? Atau karena suka bareng ke masjid? Atau sama-sama punya pemikiran bisnis yang sama? Atau karena sekampung? Hmm atau sama-sama suka jail? Hehe oke deh pasti banyak banget alasan kalian berteman dengan seseorang. Gue yakin diantara kalian mungkin ada yang punya geng atau mungkin sampai bersahabat. Iya nggak?

Kalau dari umur gimana? Milih yang seumuran kah? Atau yang lebih tua? Atau yang lebih muda? Atau yang lebih tua? Atau bahkan orang yang sudah tua? Kalau dari jenis kelamin kalian pilih sesame jenis atau lawan jenis? (kalau LGBT pliss jangan yaa hehe)

Nahh, siapa diantara kalian yang punya teman lebih dari 5 tahun tetep barengan? Atau bahkan cuman berteman 1 bulan udah gitu musuhan? Gimana sih cara mempertahankan pertemanan biar awet?
Kalian harus tau temen2 kalau kita itu diciptakan dengan perbedaan. Perbedaan itu membuat kita unik. Jadi wajar dong kalau temen kita ataupun sahabat kita yang memiliki kesamaan pasti punya perbedaan juga. Kita harus bisa saling memahami.

Tapi temen2, ada nihh temen yang bisa awet sampe selamanya. Temen yang gimana tuhh? Kalau dalam agama gue yaitu Islam, temen yang awet itu temen yang dilandaskan karena Allah. Gimana sih maksudnya? Maksudnya ya kita berteman alasannya karena Allah, walaupun awalnya mungkin ketemu gara2 hal lain. Karena kalau pertemanan kita dilandaskan karena Allah itu bakalan awet dunia akhirat kalau bisa sih sehidup sesurga. Nahh itulah pertemanan awet yang gue rasakan, karena kalau alasannnya itu kita ga akan pernah mandang bulu, saling mengingatkan sama Allah dan seandainya kita bertengkan kita saling mengingatkan kan dalam agama ga boleh bertengkar lebih dari 3 hari 3 malam.

Gue mau ceritain salah satu teman pengalaman gue nihh. Jadi kan dulu gue tuhh ikutan seminar bisnis sama temen gue. Nahh si temen gue itu anggap aja X punya temen namanya Y. Waktu itu kita kenalan tapi belum terlalu deket bahkan abis acara itu kita ga pernah kontakan lagi. Suatu hari gue ada magang di pupuk kujang. Ceritanya pas akhir2 gue magang udah ga kost lagi disana, tapi besoknya gue harus ke sana lagi. Maka dari itu gue memutuskan untuk mencari tumpangan ke orang yang gue kenal. Dan kebeneran temen magang gue tuh cowok semua ya kali ikut sama mereka. Gue keinget temen segeng gue di kampus tinggal di deket sana. Yaudah gue langsung hubungin dia, eh taunya dia ga bisa. Yah gimana dong? Terus gue berpikir dan akhirnya gue menemukan solusi untuk menginap di tempat temen gue yang ketemu di seminar soalnya Y pernah bilang kalau dia kerja di sana. Lahh tapi kan gue ga punya kontaknya, gue langsung menghubungi X dan akhirnya dapet juga kontaknya si Y. Gue hubungin tuh si Y dan taunya dia bisa. Okee langsung caw ke tempat dia. Disana kita ngobrol2 tentang diri kita dan ternyata umurnya diatas gue trus jurusan kita juga beda. Beberapa minggu kemudian ketika gue sedang berada di Bandung dia ngontak katanya dia mau nginep di kosan gue. Dan ternyata dia butuh kosan di Bandung yaudah deh kita akhirnya ngekost bareng. Saat ngekost bareng ternyata kita tuh sama-sama suka membicarakan hal-hal yang berbau agama, dan akhirnya kita suka ke pengajian bareng. Tapi suatu hari ada hal yang harus memisahkan kita. Sedih banget. Bukan putus hubungan yaa, pisah kosan aja. Tapi kita masih suka jalan bareng, ke pengajian bareng, dan sampai saat ini kita masih sering berkabar walau gue udah kuliah dan pisah kota. Semoga persabatan kita ini bisa sehidup sesurga yaa. Aamiin. Uhibbuka fillah untuk sahabatku disana. Sukses dunia akhirat.

Okayy udah duluu yaa nanti kita sambung lagi di kemudian hari. Gue doain semoga pertemanan kalian juga awet yaa. Bertengkar atau adanya perbedaan dalam pertemanan itu wajar yang penting saling memahami dan saling percaya. Itu aja sih pesen dari gue. Eh ada satu lagi pesennya baca di judul yaa. See youu.

Jumat, 12 Januari 2018

#Tulisan Seorang Teman (1)

Halo sahabat blogger. Udah lama banget ga posting. Kali ini aku bakal posting tulisan seorang teman kelas kuliah dari awal masuk S1 dan kayanya sampe S2 masih bakalan sekelas juga.wkwk sekaligus partner nulis karya ilmiah saat kuliah S1. Tulisan ini dibuat pada semester 4 akhir, saat itu temanku sedang merasakan dekatnya dengan Sang Pencipta sehingga dia mengekspresikannya lewat tulisan. Yang aku tahu ketika itu dia seorang yang rajin ke mesjid, setiap hari mengaji dan mengajari orang lain. Ketika itu temanku merupakan sosok orang yang ramah, giat belajar, selalu membantu orang lain dan selalu menjaga jarak dengan lawan jenis. Segitu aja prolognya, yuk menikmati tulisannya, InsyaAllah bermanfaat buat sahabat sekalian.  

 Pray With

LOVE


Jika kita berbicara soal cinta pasti tidak akan ada habisnya, bahkan kita tahu bahwa hampir semua lagu bertemakan cinta. Pengertian cinta sangatlah sulit untuk diartikan, namun setidaknya kita dapat mendefinisikan melalui pendekatan ciri-cirinya. Salah satu definisi cinta diungkapkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziah, bahwa cinta adalah mengutamakan yang dicintai daripada yang lainnya.(Madarijus Salikin: Jilid II/401)
Cinta merupakan fitrah yang Allah berikan kepada manusia. Tanpa cinta hidup manusia akan terasa hambar. Cinta merupakan alasan terkuat seseorang dalam melakukan sesuatu. Seseorang akan rela berkorban demi yang dicintainya. Lalu apa kaitannya cinta dengan beribadah kepada Allah?
Ada empat tingkatan  manusia dalam melakukan ibadah jika dilihat dari fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Pertama, yaitu orang yang beribadah karena terpaksa. Beribadah karena terpaksa atau dipaksa merupakan tingkatan yang paling rendah  dan boleh jadi dia beribadah niatnya bukan karena Allah, namun karena takut dihukum, takut dimahari, ingin dilihat orang lain (ria). Kedua, yakni orang beribadah karena takut dosa. Ketiga, yaitu orang yang beribadah karena ingin mendapatkan pahala. Keempat, yakni orang yang melakukan ibadah karena rasa cintanya kepada Allah SWT. Tingkatan ini merupakan tingkatan teringgi dari seorang hamba dalam beribadah kepada Allah. Orang yang beribadah pada tahap ini melakukan ibadah bukan karena takut dosa ataupun ingin mendapatkan pahala, namun karena cintanya kepada Allah. Pertanyaan yang akan muncul bagaimana ciri-ciri orang yang beribadah karena cinta kepada-Nya?
Dalam buku yang berjudul Ihya ‘Ulumuddin, Imam Al-Ghazali membeberkan tiga tanda cinta.
Tanda Cinta Pertama
“Barang siapa yang mencintai sesuatu maka ia senang untuk mengingat-ingatnya”.
Tidak ada yang lebih sering diingat kecuali apa yang disenanginya. Orang tua yang cinta kepada anaknya ia akan senan tiasa teringat dengan anaknya. Orang tua akan sering menghubungi untuk memastikan apakah kondisi anaknya baik-baik saja. Sama halnya jika kita cinta kepada Allah SWT maka tanda cinta yang akan muncul adalah
 “Barang siapa yang mencintai Allah maka ia senang untuk mengingat-ingat-Nya”.
Orang yang cinta kepada Allah ia akan selalu ingat kepada-Nya dalam kondisi apapun sehingga ia tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang Allah karena ia selalu merasa diawasi oleh Allah.
Tanda Cinta Kedua
 “Barang siapa yang mencintai sesuatu maka ia senang untuk menemuinya”.
Seseorang akan mendahulukan pertemuan dengan apa yang disenanginya dari pada yang lainnya. Contohnya saja ada seseorang yang senang sekali dengan mobil barunya, sebentar-sebentar menengok mobilnya. Begitu pula ketika seseorang mencintai orang lain maka ia akan senang apabila bertemu dengan orang yang dicintainya. Seharusnya ini yang dilakukan dalam beribadah kepada Allah sehingga ciri orang yang beribadah karena ia cinta kepada Allah adalah
 “Barang siapa yang mencintai Allah maka ia senang untuk menemui-Nya”.
Orang yang cinta kepada Allah maka ia akan senang ketika hendak bertemu dengan Allah. Ia akan mendahulukan bertemu dengan Allah. Salah satu media bertemunya seorang hamba dengan sang pencipta adalah ketika shalat. Ketika terdengan suara “hayya ‘alassholaah…..”  maka ia akan bergegas untuk menemui yang dicintainya. Ia akan meninggakan segala aktifitasnya untuk melaksanakan sholat.
Tanda Cinta Ketiga
 “Barang siapa yang mencintai sesuatu maka ia senang untuk bersamanya”.
Orang yang mencintai sesuatu ia akan senang dan rela untuk bersama dengan apa yang dicintainya, ia akan senang dan rela untuk berlama-lama dengan apa yang dicintainya. Jika seseorang mencintai Allah maka ciri utamanya ialah
 “Barang siapa yang mencintai Allah maka ia senang untuk bersama-Nya”.
Orang yang mencintai Allah ia tidak aka terburu-buru dalam beribadah kepada Allah. Contohnya ketika sholat, seseorang yang mencintai Allah ia akan tuma’ninah dalam sholatnya, tenang dalam setiap gerakan sholatnya yang akan melahirkan kekhusyu’an.

Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa manusia akan rusak tanpa ilmu, ilmu tidak berguna tanpa amal, dan amal akan sia-sia tanpa ikhlas. Mudah-mudahan ibadah yang kita lakukan ikhlas karena Allah SWT. Aamiin.