HARUN YAHYA
Abad 20 yang baru saja kita lewati adalah
masa yang dipenuhi dengan peperangan, konflik, bencana, kesengsaraan,
pembantaian, kemelaratan dan kehancuran yang luar biasa. Jutaan manusia
dibantai, dibunuh dan dibiarkan mati, hidup tanpa rumah dan tempat berlindung.
Maka semua dikorbankan demi membela berbagai ideologi menyesatkan. Di setiap
peristiwa tampak selalu terpampang nama-nama mereka yang bertanggung jawab :
Stalin, Lenin, Trosky, Mao, Pol Pot, Hitler, Mussolini, Franco.
Fasisme dan komunisme adalah dua ideologi
utama yang telah menyebabkan umat manusia merasakan berbagai penderitaan di
masa kegelapan tersebut. Yang menarik untuk di kaji di sini adalah
ideologi-ideologi tersebut ternyata memiliki sumber ideologi yang sama
(ideologi induk). Ideologi ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya, senantiasa
berada di balik layar hingga saat ini. Dan senantiasa terlihat bukan sesuatu
yang perlu dipermasalahkan. Sumber ideologi ini adalah Filsafat materialistik
dan Darwinisme, bentuk penerapan filsafat materialisme pada alam.
Darwinisme muncul abad 19 sebagai
penghidupan kembali sebuah mitos ilmu yang telah ada sejak peradaban Sumeria
dan Yunani Kuno, oleh seorang ahli biologi amatir Charles Darwin. Sejak kemunculannya
Darwinisme menjadi landasan berpijak ilmiah bagi semua ideologi-ideologi yang
membawa bencana bagi umat manusia.
Selanjutnya teori evolusi atau Darwinisme
tidak terbatas hanya pada bidang biologi dan paleontologi, tetapi merambah pada
bidang-bidang sosial, sejarah, politik dan mempengaruhi berbagai sisi
kehidupan.
Oleh karena sejumlah pernyataan-pernyataan
khusus Darwinisme mendukung sejumlah aliran pemikiran yang di masa itu sedang
tumbuh dan berkembang, Darwinisme mendapat dukungan luas dari kalangan ini.
Orang-orang berusaha menerapkan keyakinan bahwa terdapat “peperangan
(perjuangan) untuk mempertahankan hidup” pada mahluk hidup di alam. Oleh sebab
itu, ide bahwa “yang kuat tetap hidup dan yang lemah akan musnah” mulai
diterapkan juga pada manusia dan kehidupan manusia dalam bermasyarakat.
Justifikasi ilmiah Darwinisme inilah yang kemudian digunakan oleh :
a. Hitler untuk membangun ras super
b. Karl marx untuk mengatakan bahwa
“sejarah manusia adalah sejarah peperangan antar kelas masyarakat”
c. Kaum kapitalis yang percaya bahwa “yang
kuat tumbuh menjadi semakin kuat dengan mengorbankan yang lemah”.
d. Bangsa kolonial untuk menjajah dunia
ketiga dan perlakuan biadab mereka.
e. Tindakan rasisme dan diskriminasi.
Mekipun demikian, seorang pendukung teori
evolusi dalam bukunya The Moral Animal, Robert Wright, mengulas secara singkat
tentang bencana kemanusiaan akibat munculnya teori evolusi, bahwa:
“Tidak dapat dipungkiri, teori evolusi
memiliki sejarah panjang yang kelam dalam penerapannya pada hubungan antar
manusia. Setelah bercampur dengan filsafat politik di sekitar peralihan abad
ini, untuk membentuk ideologi yang tidak jelas, yang dikenal dengan “Darwinisme
Sosial”, ideologi ini digunakan oleh kaum rasis, fasis dan kapitalis yang tidak
memiliki hati nurani” 1
Rasisme Darwin dan Kolonialisme
Teman dekat Darwin, Profesor Adam Sedgwick
adalah satu di antara sekian banyak orang yang melihat bahaya yang akan
ditimbulkan oleh teori evolusi di masa mendatang. Setelah membaca dan memahami
buku Darwin The Origin of Species, ia menyatakan bahwa “Jika buku ini diterima
masyarakat luas, [maka buku] ini akan memunculkan kebiadaban ras manusia yang
belum pernah tersaksikan sebelumnya” 2. Dan waktu menunjukkan bahwa Sedgwick
benar. Sejarah mencatat bahwa abad 20 adalah periode gelap dimana manusia
melakukan pembantaian hanya karena ras atau suku bangsa mereka.
Darwin mengklaim bahwa ”fight for survival
(perjuangan untuk mempertahankan hidup)” juga terjadi antar ras-ras manusia.
“Ras pilihan” muncul sebagai pemenang dalam peperangan ini. Menurut Darwin ras
pilihan adalah bangsa kulit putih Eropa. Sedangkan ras-ras Asia dan Afrika,
mereka telah kalah dalam peperangan mempertahankan hidup. Darwin berkata lebih
jauh bahwa ras-ras ini akan segera kalah dalam peperangan mempertahankan hidup
di seluruh dunia dan akhirnya punah :
“Di masa mendatang tidak sampai
berabad-abad lagi, ras-ras menusia beradab hampir dipastikan akan memusnahkan
dan menggantikan ras-ras biadab di seluruh dunia. Pada saat yang sama kera-kera
antromorfosis (menyerupai manusia) …tidak diragukan lagi akan musnah,
selanjutnya jarak antara manusia dengan padanan terdekatnya akan lebih lebar,
karena jarak ini akan memisahkan manusia dalam keadaan yang lebih beradab,
sebagaimana yang kita harapkan, dari Kaukasian sekalipun, dengan jenis-jenis
kera serendah babon, tidak seperti sekarang yang hanya memisahkan negro atau
penduduk asli Australia dengan gorila.” 3
Pada bagian lain The Origin of Species,
Darwin mengklaim bahwa bagi ras-ras inferior perlu untuk punah dan tidak ada
perlunya bagi ras-ras yang telah maju untuk melindungi mereka dan menjaga
mereka agar tetap hidup. Darwin mengibaratkan hal ini dengan mereka yang
memelihara hewan-hewan untuk dikembangbiakan :
“Pada manusia-manusia primitif, kelemahan
pada tubuh dan akal akan segera dieliminir dan mereka yang tetap hidup biasanya
memperlihatkan kondisi kesehatan yang prima. Sekalipun kita manusia-manusia
beradab berusaha secara maksimal untuk mengawasi proses eliminasi ini, kita
bangun rumah-rumah perawatan bagi orang-orang yang sakit jiwa, cacat dan sakit,
kita terapkan undang-undang bagi kaum miskin.. Ada alasan yang bisa dipercaya
bahwa vaksinasi telah menyehatkan ribuan orang, yang sebelumnya orang-orang
yang lemah fisiknya akan mati karena cacar. Dengan demikian orang-orang yang
lemah dari masyarakat beradab melangsungkan keturunannya. Tidak ada seorang pun
yang pernah mempelajari pembiakan hewan-hewan piaraan akan ragu bahwa tindakan
ini akan sangat merugikan bagi ras manusia.” 4
Teori Darwin yang menolak eksistensi Tuhan
telah menyebabkan sebagian orang tidak melihat manusia sebagai sosok yang
diciptakan Tuhan dan bahwa semua manusia diciptakan setara. Ini adalah salah
satu fakta di balik munculnya rasisme dan penerimaannya secara cepat di seluruh
dunia.
Kolonialisme erat kaitannya dengan
Darwinisme; dan negara yang sangat diuntungkan oleh pandangan rasis Darwin
adalah negeri Darwin sendiri: Inggris. Di masa ketika Darwin mengemukakan
teorinya, Inggris sedang mendirikan imperium kolonial nomor 1 di dunia. Semua
sumber daya alam di negeri-negeri yang dijajahnya dari India hingga Amerika
Latin dirampok oleh imperium Inggris. Sudah barang tentu negeri-negeri penjajah
tersebut tidak ingin dituliskan dalam sejarah sebagai negeri perampok dan untuk
menutupi kebiadaban ini mereka mencari alasan pembenaran tindakan tersebut.
Salah satunya adalah dengan menganggap bangsa jajahan sebagai “orang primitif”
atau “makhluk mirip binatang”. Dengan pandangan ini mereka dibantai dan disiksa
secara biadab karena bukanlah manusia, akan tetapi makhluk separuh manusia
separuh binatang, dan tindakan penjajah tersebut tidak bisa dikatagorikan
sebagai kriminal.
Aliansi Fasisme dan Darwinisme
Nazisme lahir di tengah-tengah kekacauan di
Jerman yang kalah dalam perang dunia I. Pemimpin partai Nazi adalah seorang
agresif yang sangat benci agama-agama samawi bernama Adolf Hitler. Rasisme
adalah cara pandang Hitler, dan ia percaya bahwa ras Arya, komponen utama
bangsa Jerman, lebih tinggi dibanding ras-ras lain dan wajib memimpin mereka.
Ia memimpikan bangsa Arya akan membangun imperium yang akan bertahan selama
1000 tahun.
Landasan berpijak ilmiah teori rasis Hitler
adalah teori evolusi Darwin. Tokoh yang sangat mempengaruhi pemikiran Hitler
adalah seorang sejarawan rasis Jerman Heinrich von Treitschke, sosok yang
sangat terpengaruhi oleh teori evolusi Darwin dan mendasarkan pandangan
rasisnya pada Darwinisme. Ia berpendapat, “Bangsa-bangsa hanya akan maju
melalui kompetisi sengit sebagaimana [pendapat] Darwin [tentang kemampuan]
individu yang kuat [untuk] tetap bertahan hidup,” dan menyatakan bahwa ini
berarti peperangan panjang yang tak terelakkan. Ia berpandangan bahwa,
“Penaklukan dengan pedang adalah cara untuk membangun peradaban dari kebiadaban
dan ilmu pengetahuan dari kebodohan.” Ia berpandangan bahwa: “Ras-ras kuning
tidak memahami seni dan kebebasan politik. Sudah menjadi takdir ras-ras hitam
untuk melayani [bangsa kulit] putih dan sebagai sasaran kebencian [orang] kulit
putih untuk selama-lamanya” 5
Ketika Hitler membangun teorinya, ia
mendapatkan inspirasi dari Darwin, khususnya pemikiran Darwin tentang
pertarungan (perjuangan) untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Bukunya yang
terkenal diberi judul Mein Kampf (“Perjuagan Saya”) terinspirasi dari pertarungan
(perjuangan) untuk mempertahankan kelangsungan hidup ini. Sebagaimana Darwin,
Hitler memberikan status kera pada ras-ras non-Eropa, dan mengatakan, “Hapuskan
[ras] Jerman Nordik dan tidak ada yang tersisa kecuali tarian para kera.” 6
Sekutu Hitler di Eropa adalah Mussolini
(Italia) dan Franco (Spanyol). Mussolini adalah Darwinis tulen yang menjadikan
kapak sebagai simbol Fasisme dan Partai Fasis, sebab kapak adalah simbol
peperangan, kekerasan, kematian dan pembantaian. Pada tahun 1935 ia menjajah
Ethiopia dan berhasil memusnahkan 15000 orang hingga tahun 1941. Selain
mendukung dan membenarkan pendudukannya atas Ethiopia dengan pendapat Darwin
yang rasialis, Mussolini berpendapat bahwa Ethiopia adalah bangsa inferior
(kelas rendah) sebab mereka adalah ras hitam; dan diperintah oleh ras superior
seperti bangsa Italia merupakan sebuah kehormatan bagi bangsa Ethiopia. Libia
pun tidak lepas dari kolonialisme Mussolini, dimana sekitar 1.5 juta kaum
Muslimin terbunuh.
Gerakan Nazi dan Rasisme kini bangkit lagi
dalam bentuk Neo-Nazi, dengan sumber inspirasi yang tidak berbeda dengan
pendahulunya, yakni Darwinisme.
Darwinisme: Sumber Kekejaman Komunis
Ideologi yang mengakibatkan malapetaka yang
paling dasyat bagi kemanusiaan di abad yang baru saja kita tinggalkan adalah
Komunisme. Komunisme, yang mencapai puncak sejarahnya oleh dua tokoh filsuf
Jerman Karl Marx dan Friedrich Engels di abad 19, menumpahkan darah lebih
banyak dibanding kaum Nazi dan imperialis. Dua orang ini adalah tokoh ateis
tulen yang sangat membenci agama.
Akan tetapi Marx dan Engels memerlukan
penjelasan atau pembenaran ilmiah bagi ideologi mereka agar dapat menarik
simpati masyarakat luas. Sungguh menarik bahwa teori evolusi yang dikemukakan
Darwin dalam buku The Origin of Species berisi penjelasan yang dicari-cari oleh
Marx dan Engels. Darwin mengatakan bahwa makhluk hidup muncul sebagai hasil
dari proses “perjuangan untuk mempertahankan hidup” atau “konflik dialektik”.
Tambahan lagi, Darwin adalah seorang yang menolak adanya penciptaan dan mengingkari
kepercayaan agama. Ini adalah kesempatan baik bagi Marx dan Engels yang tidak
boleh dilewatkan.
Darwinisme memiliki kaitan yang sedemikian
sangat penting dengan Komunisme sehingga beberapa bulan setelah buku Darwin
terbit, Friedrich Engels menulis kepada Karl Marx, “Darwin, yang [bukunya] kini
sedang saya baca, sungguh bagus.” 7 Karl Marx lalu membalas surat Engels pada
tanggal 19 Desember 1860, “Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak pada
sejarah alam bagi pandangan kita.” 8 Dalam sebuah surat yang ditulis Marx
kepada Lassalle, seorang rekan sosialisnya, pada tanggal 16 Januari 1861, ia
mengatakan, “Buku Darwin sangatlah penting dan membantu saya [meletakkan]
landasan berpijak dalam ilmu alam bagi perjuangan kelas dalam sejarah.” 9
Lenin adalah sosok yang menjadikan proyek
revolusi Komunis Karl Marx terealisasi melalui revolusi Bolshevik yang berhasil
menggulingkan Tsar Rusia melalui kudeta bersenjata di bulan Oktober 1917.
Setelah itu, Rusia menjadi ajang perang saudara antara kaum Komunis dan para
pendukung Tsar Rusia selama sekitar tiga tahun. Tak berbeda dengan
pendahulunya, Lenin adalah pengagum Darwinisme dan mengatakan, “Darwin telah
membungkam kepercayaan bahwa spesies hewan dan tumbuhan tidak memiliki kaitan
satu sama lain, kecuali secara kebetulan, dan bahwa mereka diciptakan oleh
Tuhan, dan oleh karenanya tidak bisa mengalami perubahan.”10
Trotsky boleh dibilang arsitektur paling
penting dalam revolusi Bolshevik setelah Lenin. Ia pun tak lepas dari
kekagumannya kepada Darwin, “Penemuan Darwin adalah kemenangan terbesar
dialektika di segala aspek kehidupan”. 11
Setelah kematian Lenin di tahun 1924,
Stalin, yang dianggap sebagai diktator paling berdarah-darah dalam sejarah
dunia, menaiki tahta Partai Komunis. Di tangan Stalin, Komunisme tampak jelas
sebagai sistem ideologi yang paling sadis. Sekitar 20 juta manusia tak berdosa
mati di masa pemerintahan tangan besinya. Para sejarawan mengungkapkan bahwa
kebrutalan ini memberikan kebahagiaan tersendiri baginya. Ia sangat bahagia ketika
duduk di mejanya di Kremlin sambil membaca dengan seksama orang-orang yang mati
di kamp-kamp konsentrasi ataupun yang telah tewas dieksekusi.
Hal yang menjadikannya jagal biadab adalah
filsafat materialis yang diyakininya. Dalam perkataan Stalin sendiri, dasar
berpijak utama filsafatnya adalah teori evolusi Darwin. Ia menjelaskan betapa
pentingnya ia memegang pemikiran Darwin: “Tiga hal yang kita lakukan untuk
menghormati akal para pelajar seminari kita. Kita harus ajarkan kepada mereka
usia bumi, asal-muasal bumi, dan ajaran-ajaran Darwin.” 12
Satu lagi rejim komunis yang menjadikan
Darwinisme sebagai pijakan ilmiah telah didirikan di China. Para pendukung
komunis di bawah pimpinan Mao Tse Tung memegang kendali kekuasaan pada tahun
1949 setelah perang saudara yang berkepanjangan. Mao mendirikan rejim yang
kejam dan opresif sebagaimana sekutunya, Stalin. Mao secara terang-terangan
mengumumkan landasan filosofis sistem yang dibangunnya dengan mengatakan,
“Sosialisme China dibangun di atas Darwin dan teori evolusi.” 13
Kapitalisme dan Seleksi Alam di Bidang
Ekonomi
Istilah kapitalisme berarti kedaulatan
kapital, sistem ekonomi bebas tanpa kendala yang didasarkan pada keuntungan, di
mana masyarakat berkompetisi dalam batasan-batasan. Terdapat tiga elemen penting
dalam kapitalisme: individualisme, kompetisi dan mengeruk kuntungan.
Individualisme penting dalam kapitalisme, sebab manusia melihat diri mereka
sendiri bukanlah sebagai bagian dari masyarakat, akan tetapi sebagai
“individu-individu” yang sendirian dan harus berjuang sendirian untuk memenuhi
dirinya sendiri. “Masyarakat kapitalis” adalah arena dimana para individu
berkompetisi satu sama lain dalam kondisi yang sangat keras dan kasar. Ini
adalah arena sebagaimana yang dijelaskan Darwin, dimana yang kuat akan tetap
hidup, sedangkan yang lemah dan tak berdaya akan terinjak dan musnah, dan
tempat dimana kompetisi yang sengit mendominasi. Mental kapitalis tidak
merasakan adanya tanggung jawab etis atau hati nurani atas orang-orang yang
terinjak-injak di bawah kaki mereka. Ini adalah Darwinisme yang dipraktekkan
dalam masyarakat di bidang ekonomi
Dalam biografinya, Andrew Carnegie, seorang
pemilik kapital utama di Amerika, menyatakan kepercayaannya pada evolusi dengan
perkataannya, “Saya telah menemukan kebenaran evolusi.” 14 Dalam artikel
Darwin’s Three Mistakes, ilmuwan evolusioner Kenneth J. Hsü, membongkar
pemikiran Darwinis kaum kapitalis Amerika, termasuk pernyataan Rockefeller yang
menyatakan bahwa, “pertumbuhan bisnis besar hanyalah sekedar [tentang kemampuan]
individu yang kuat [untuk] tetap bertahan hidup; [hal] tersebut hanyalah cara
kerja hukum alam.” 15