Sabtu, 04 April 2020

TOYOTA PRODUCTION SYSTEM (TPS)

Hasil yang paling nyata dari upaya Toyota mencari keunggulan adalah filosofi manufaktur yang disebut Toyota Production System (TPS). TPS merupakan evolusi besar dalam proses bisnis yang efisien setelah sistem produksi massal yang diciptakan oleh Henry Ford, dan telah didokumentasikan, dianalisis, dan diekspor ke perusahaan-perusahaan di berbagai industri di seluruh dunia. Di luar Toyota, TPS sering kali dikenal sebagai “lean” atau “lean production”. Untuk menjadi sebuah perusahaan manufaktur yang lean diperlukan suatu pola pikir yang terfokus pada membuat produk mengalir melalui proses penambahan nilai tanpa interupsi (one-piece flow), suatu sistem “tarik” yang berawal dari permintaan pelanggan, dengan hanya menggantikan apa yang diambil oleh proses berikutnya dalam interval yang singkat, dan suatu buadaya dimana semua orang berusaha keras melakukan peningkatan secara terus-menerus. Toyota telah mengidentifikasi 8 jenis pemborosan yang tidak menambah nilai dalam proses bisnis atau manufaktur, yang akan dijelaskan dibawah ini.
  1. Produksi berlebihan. Memproduksi barang-barang yang belum di pesan, akan menimbulkan pemborosan seperti kelebihan tenaga kerja, kelebihan tempat penyimpanan dan biaya transportasi yang meningjkat karena adanya persediaan barang berlebihan.
  2. Waktu (menunggu). Para pekerja hanya mengamati mesin otomatis yang sedang berjalan, derdiri menunggu langkah proses selanjutnya , alat pasokan komponent berikutnya, atau menganggur saja karena kehabisan material, keterlambatan proses, mesin rusak, dan Bottleneck (sumbatan) kapasitas.
  3. Transportasi yang tidak perlu. Membawa barang dari proses (WIP) dalam jarak yang jauh. Menciptakan angkutan yang tidak efisien, memindahkan material, komponent, barang jadi ke dalam atau keluar gudang atau antar proses.
  4. Memproses secara berlebih atau memproses secara keliru. Melakukan langkah yang tidak di perlukan untuk memproses komponen, melaksanakan pemrosesan yang tidak efisien karena alat yang buruk, menyebabkan gerakan yang tidak perlu dan memproduksi barang cacat.
  5. Persediaan berlebih. Kelebihan material atau barang dalam proses jadi menyebabkan ”Lead time” yang panjang. Menyembunyikan masalah seperti tidak keseimbangan produksi,keterlambatan pengiriman dari pemasok, product cacat, mesin rusak dan waktu setup yang panjang.
  6. Gerakan yang tidak perlu. Setiap gerakan karyawan yang mubajir saat melakukan pekerjaan seperti, mencari, meraih, menumpuk komponent, alat dan lain sebagainya. Berjalan juga merupakan pemborosan.
  7. Memproduksi produk cacat.
  8. Kreativitas karyawan yang tidak dimanfaatkan.



Sumber :
Liker, Jeffrey. 2004. The Toyota Way: 14 Prinsip Manajemen dari Perusahaan Manufaktur Terhebat di Dunia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar